Andri Hakim
Penulis, Hipnoterapis dan Praktisi Pikiran Bawah Sadar
Apa itu Pikiran
Bawah Sadar? Bagi Anda yang belum memahami apa itu pikiran bawah sadar mungkin
awalnya terkesan aneh. Namun sebenarnya Pikiran Bawah Sadar adalah bagian dari
diri kita sehari-hari. Dalam konsep Hipnosis, pikiran kita bagi menjadi dua,
yaitu pikiran sadar dan pikiran bawah sadar. Pikiran
sadar sebenarnya hanya berperan 12% dalam kehidupan kita sehari-hari. Sejak
Anda bangun tidur hingga tidur lagi, sebenarnya diri Anda tidaklah sadar
sepenuhnya.
Kita ibaratkan,
ada sebuah jagat kecil yang berpengaruh dalam
kehidupan Anda. Jagat kecil itu selalu mengendalikan Anda, walaupun sebenarnya
Anda merasa bahwa saat ini Anda benar-benar sadar dan sedang menggunakan
pikiran sadar Anda secara logis dan analitis serta menggunakan berbagai
pertimbangan dalam kehidupan Anda. Dalam mengambil
sebuah keputusan misalnya, maka sebenarnya kita memiliki kecerdasan yang luar
biasa, kecerdasan inilah yang disebut sebagai “Kecerdasan bawah sadar”. Kecerdasan ini sebenarnya merupakan kecerdasan yang tidak dapat diprediksi sebelumnya.
Bisa saja kecerdasan itu datang secara tiba-tiba, atau memang semuanya sudah
rencana dari Tuhan yang Mahakuasa. Salah satu contoh kecerdasan pikiran bawah
sadar adalah bagaimana seseorang terselamatkan dari maut.
Beberapa tahun
yang lalu, saya menerima sebuah email dari teman saya, yang
menceritakan tentang kejadian yang terkadang terkesan menghambat kita atau
membuat kita kesal, padahal sebenarnya dapat menyelamatkan kita dari maut. Misalnya,
peristiwa runtuhnya gedung WTC di Amerika, yang menyimpan berbagai kisah haru
tentang beberapa karyawan yang beraktivitas di gedung tersebut.
·
Seorang bapak yang terselamatkan dari bencana
karena“terpaksa” harus mengantarkan anaknya yang kesiangan ke sekolah.
·
Seorang karyawan yang ingin berangkat menuju
tempat kerjanya di gedung WTC, tiba-tiba menerima telepon dari teman lamanya.
Saking asyiknya, karyawan tersebut sampai kesiangan masuk kantor, dan karenanya
ia selamat dari maut.
· Seseorang yang menuju tempat kerjanya secara
terburu-buru dengan mengendarai mobil, tiba-tiba ban mobilnya kempes dan ia
harus memperbaikinya terlebih dahulu sehingga ia juga terselamatkan dari
maut.
· Seorang karyawan yang harus menyelesaikan
pekerjaan kantor, “terpaksa” mengerjakan pekerjaan tersebut di rumah hingga ia
kesiangan masuk kantor. Hal itu ternyata menyelamatkannya dari maut yang
mengintai.
Kejadian-kejadian
di atas merupakan gambaran bahwa kata “selamat” merupakan anugrah yang terindah
dalam hidup ini. Doa untuk meminta keselamatan di dunia dan akhirat merupakan
hal yang harus selalu dilakukan oleh setiap manusia di dunia ini. Nah, jagat kecil yang akan kita selami ini memiliki peran penting dalam
hidup Anda, berperan sebagai
“pikiran bawah sadar” yang mempengaruhi kehidupan sebesar lebih dari 88%
dalam keseharian Anda.
Ingat, perbuatan yang sering Anda lakukan, akan tercermin dalam hari-hari yang
Anda jalani.
Namun dalam
kenyataannya, dalam hidup ini, “pikiran sadar” lah yang lebih
menjadi prioritas dalam melakukan aktivitas kita sehari-hari. Padahal, ada
sebuah sistem jagat kecil yang sering Anda lupakan dan tidak disadari
keberadaannya. Hal ini sangatlah wajar karena jagat kecil hanya dapat disadari
dan dipahami, jika kita mau menyediakan waktu guna merenung ke dasar diri yang paling dalam.
Dalam sebuah
keluarga, komunikasi keluarga menjadi hal yang sangat penting. Komunikasi
antara orang tua kepada anaknya merupakan kunci sukses dalam membangun karakter
dan kepribadian anak. Dikarenakan sebenarnya kita memiliki jagad kecil dalam
hidup kita, maka hal inilah mengapa komunikasi “bawah sadar” menjadi sangat
penting. Mengapa? Ya karena bawah sadar memiliki peran lebih dari 88% dalam
kehidupan Anda.
Dalam Artikel
ini, saya akan menjelaskan penerapan bentuk aktivitas bawah sadar agar Anda
dapat mengoptimalkan komunikasi “bawah sadar” kepada Anak-Anak serta keluarga tercinta
Anda.
1. Apa yang Anda katakan harus selaras dengan
bahasa tubuh Anda
Ringkas atau rumitnya sebuah
informasi yang akan diinformasikan dari orang tuanya ke anak-anaknya, merupakan
slah satu kunci sukses yang harus dipahami oleh orang tua. Bahasa memegang peranan penting
saat sebuah komunikasi diperlukan. Namun, body language (bahasa tubuh) juga
mendukung terciptanya komunikasi harmonis antara orang tua dengan anaknya. Oleh
karena itu, anda perlu membiasakan diri untuk menyelaraskan antara bahasa yang
digunakan dengan body language. Jadi rumusannya adalah [Komunikasi = Ucapan +
Bahasa Tubuh].
Sebagai contoh, saat anda
mengatakan ” Dede Sayang, Mama Sayang banget sama dede Sayang” maka ingat bahwa
saat Anda mengucapkan kata sayang, maka senyuman, gerak dan raut wajah Anda
harus mendukung apa yang sedang Anda ucapkan. Apabila antara ucapan dengan
bahasa tubuh Anda tidak ada kesinkronan, seorang anak melakukan
”tebakan-tebakan perasaan”, dan jika itu terus menerus terjadi, maka seorang
anak tanpa ia sadari memberikan label-label khusus kepada orang tuanya seperti
menganggap orang tuanya ” pembohong”, ”pura-pura sayang”, ”mau menangnya
sendiri” dll. Oleh karena itu, pastikan maksud dan tujuan ucapan benar-benar
jelas tanpa menimbulkan kesan ganda (Ambiguity)
2.
Apa yang Anda katakan harus menarik perhatian.
Kemenarikan dan
keasyikan informasi yang akan diinformasikan dan diterima oleh anak dapat
membuat anak mengalihkan perhatiannya ke orang tuanya. Ini merupakan kunci
sukses bagaimana terciptanya hubungan harmonis antara seorang ibu/bapak kepada
anaknya. Informasi yang
ingin disampaikan kepada anak, seperti ” mulai
sekarang dede belajar sholat yah” harus benar-benar dapat menarik
perhatian di anak. Sebagai contoh, sebagai orang tua menyuruh anaknya belajar
sholat, namun tanpa diikuti oleh aktivitas sholat yang sering dilakukan oleh
orang tuanya, berdampak pada tidak menjadikan anak untuk melirik atau bahkan
mengikuti apa yang Anda suruh. Selain menyuruh anak untuk belajar sholat, anak harus
benar-benar dikenalkan dan diberi pemahaman tentang bagaimana kegiatan sholat
itu dilakukan.
Dengan
mangajaknya ke Mushola, Surau, Langgar dan Masjid, serta ikut terlibat dalam
situasi sholat tersebut dengan orang tuanya, maka proses pembelajaran sholat
menjadi sesuatu yang sangat menarik bagi seorang anak dan pikiran bawah sadar
anak akan secara otomatis terisi oleh indahnya melakukan sholat dan hal
tersebut akan terus tertanam hingga usianya dewasa nanti. Dan jangan heran jika
saat Anda, menyuruh anak anda sholat hingga dewasa nanti, suruhan tersebut
merupakan hal yang masih menarik perhatian mereka.
3.
Pahamilah Sensitivitas Anak.
Sensitivitas
anak saat menerima informasi dari orang tuanya harus dijadikan ”sinyal-sinyal”
bagi orang tua. Ingat, orang tua harus peka dan memahami kondisi dan situasi
yaitu ”saat yang tepat” untuk dapat berkomunikasi dengan anak-anaknya. Di saat suami istri bertengkar
dan saling berargumentasi, sebaiknya hindari proses pertengkaran dan adu
argumentasi tersebut di depan anak-anak. Jauhi proses tumbuh kembang anak
dengan hal-hal yang dapat membuat sensitivitas anak menjadi tidak stabil. Saat
anak melihat pertengkaran hebat orang tua didepan matanya, maka proses
perekaman memori bawah sadar anak secara cepat memproses dan menjadikan hal
tersebut sebagai bagian dari hidupnya. Sehingga jangan heran jika nanti
dikemudian hari anak tersebut menjadi anak yang sering marah-marah dan
berargumen. Saat seorang
anak sedang asik-asiknya bermain atau melakukan aktivitas tertentu, orang tua
perlu melihat ”timing”/waktu yang tepat untuk berkomunikasi. Semisalnya, saat
menyuruh anaknya tidur siang, atau makan siang. Kadangkala orang tua melakukan
”jurus diktator-nya” untuk memaksakan setiap kehendaknya, bahkan kadang
melakukan bentuk kekerasan seperti menjewer kuping, mencubit, dll. Ironisnya,
bagi orang tua yang sibuk dalam urusan ” cari uang” alias bekerja, persentase
waktu mendidik anak lebih dikuasai oleh ”baby sitter” ketimbang orang tuanya.
Bayangkan perlakuan ”baby sitter” kepada seorang anak majikannya (yang memang
bukan anaknya) dapat diprediksi menggunakan ”pola diktatorisme” alias ” hajar
bleh” yang penting ” kerjaan beres” dan inilah awal timbulnya ”emosi negatif
anak”.
4.
Gunakan Gaya penyampaian informasi yang cocok
Gaya penyampaian
informasi kepada anak perlu diperhatikan apalagi saat anak mulai tumbuh seiring
dengan berjalannya waktu. Seringkali orang tua dianggap sebagai sosok yang
menakutkan bagi anak. Kemarahan orang tua seperti bentakan, teriakan, dll
dianggap sebagai hal yang selalu melekat di pikiran bawah sadar anak dan jika
hal tersebut berlangsung lama, maka menjadi bagian hidup anak sepanjang masa.
Perlakuan orang
tua kepada seorang anak terkadang ”selalu sama” pada setiap masa, seperti ”
intonasi bahasa, gaya bahasa, tata bahasan, dll tanpa melihat secara jeli
perkembangan kedewasaan anak. Saat anak sudah mulai memasuki usia sekolah,
dapat dipastikan pengucapan panggilan kepada anak dengan sebutan ” dede kecil” di
depan teman-temannya, bisa berakibat pada timbulnya ”rasa malu” atau
”dipermalukan”. Jika orang tua tidak tanggap terhadap permasalahan ini maka
pikiran bawah sadar anak dapat melakukan ” sabotase” alias berusaha ingin
mempermalukan orang tuanya dikemudian hari nanti.
5.
Gunakan teknik Multi Sensor
Saat anak mulai
memahami bentuk komunikasi sederhana, maka saat itulah merupakan saat yang
paling tepat mengenalkan kepada anak sebuah bentuk komunikasi “bawah sadar”
seperti memperlihatkan raut wajah saat anak melakukan hal yang kurang terpuji,
memberikan pujian disertai dengan pelukan dan sentuhan saat anak melakukan
prestasi, menanamkan nilai-nilai kebaikan dengan membacakan cerita / dogeng di
saat anak menjelang tidur,dll. Artinya, jangan jadikan komunikasi orang tua kepada anaknya hanya berupa
kata-kata saja. Namun lakukan pembelajaran kepada anak-anak dengan mengenalkan
beragam bentuk komunikasi seperti dengan memberikan senyuman (komunikasi secara
visual) , sapaan ( komunikasi secara audio), dan tepukan/pelukan (komunikasi
kinestetik).
Semoga dengan mengenal komunikasi
bawah sadar ini, maka kualitas proses tumbuh kembang anak dapat maksimal, dan
orang tua sangat bangga kepada anak-anaknya disaat ia dewasa nanti
Salam Sukses Jozz Selalu ,
Andri Hakim
Penulis, Hipnoterapis dan
Praktisi Pikiran Bawah Sadar